1. Conceptual Database Design
Conceptual database design
adalah proses membangun suatu model berdasarkan informasi yang
digunakan oleh perusahaan atau organisasi, tanpa pertimbangan
perencanaan fisik (Connolly,2002,p419).
Langkah pertama : Membuat local conceptual data model untuk setiap pandangan yang spesifik. Local conceptual data model terdiri dari :
a. Entitiy types
Menurut Connoly (2002,p331), entity types
adalah kumpulan objek yang mempunyai karakteristik yang sama, dimana
telah diidentifikasi oleh perusahaan.Menurut Silberschatz (2002,p27), entity types adalah kumpulan dari entity yang memiliki tipe dan karakteristik yang sama.
Entity dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
· Strong Entity : entity yang keberadaannya tidak tergantung kepada entity lain (Fathansyah,1999,p94).
· Weak entity : entity yang keberadaannya tergantung dari entity lain (Fathansyah,1999,p94).
Contohnya adalah entity mahasiswa dan orang tua. Dimana mahasiswa merupakan strong entity dan orang tua merupakan weak entity karena keberadaan entity orang tua tergantung dari entity mahasiswa.
b. Relationship types
Menurut Connolly (2002,p334) definisi dari relationship types adalah kumpulan antar entity yang saling berhubungan dan mempunyai arti.
c. Attribute dan attribute domains
Attribute adalah karakteristik dari suatu entity atau relasi (Connolly,2002,p338). Setiap attribute diperbolehkan untuk memiliki nilai yang disebut dengan domain. Attribute domains adalah kumpulan dari nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih attribute.
Ada beberapa jenis dalam attribute :
· Simple attribute dan Composite attribute
Simple attribute adalah attribute yang terdiri dari komponen tunggal dimana attribute tersebut tidak dapat dipisahkan lagi, sedangkan composite attribute adalah attribute yang masih dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian. Contoh dari simple attribute adalah nama_barang sedangkan untuk composite attribute adalah alamat pada entity mahasiswa, karena dalam alamat bisa dibagi menjadi bagian entiti jalan, entiti kode_pos dan entiti kota (Silberchatz,2002,p29).
· Single-valued attribute dan Multi-valued attribute
Single-valued attribute adalah attribute yang memiliki satu nilai pada setiap entity, sedangkan multi-valued attribute adalah attribute yang mempunyai beberapa nilai pada setiap entity (Connolly,2002,p340). Contoh dari single-valued attribute adalah Nim, nama_Mhs, tanggal_lahir, dan lain-lain. Sedangkan untuk multi-valued attribute adalah Attribute yang mempunyai beberapa nilai pada setiap entity. contohnya adalah jam_pelajaran, hobi, dan lain-lain.
· Derived attribute
Derived attribute merupakan attribute yang nilai-nilainya diperoleh dari hasil perhitungan atau dapat diturunkan dari attribute lain yang berhubungan (Silberschatz,2002,p30). Contohnya adalah attribute umur pada entity mahasiswa dimana attribute tersebut diturunkan dari attribute tanggal_lahir dan tanggal_hari_ini.
d. Primary key dan alternate keys
Primary key adalah key yang telah menjadi candidate key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasi suatu entity types. Candidate key adalah kumpulan attribute minimal yang unik untuk mengidentifikasikan suatu entity types (Connolly,2002,p340).
Alternate key adalah key yang digunakan sebagai alternatif dari key yang telah didefinisikan (Fathansyah,1999,p104).
e. Integrity constraints
Integrity constraints adalah batasan-batasan yang menentukan dalam rangka melindungi basis data untuk menghindari terjadinya inconsistent. (Connolly,2002,p457).
(https://expresiaku.wordpress.com/category/ilmu-komputer/analisa-dan-perancangan-basis-data/ )
2. Recovery Basis Data Dilakukan Tanpa Kehilangan Transaksi Yang Penting
Dalam melakukan recovery basis data harap dilakukan tanpa kehilangan transaksi yang penting. Dengan melakukan recovery data maka akan mengembalikan harga suatu data item yang telah diubah oleh operasi-operasi dari transaksi keharga sebelumnya.
Informasi pada log digunakan untuk mendapatkan harga laa dari data yang harus di rollback. Hal yang perlu dilakukan pada saat recovery basis data agar tidak kehilangan transaksi yang penting adalah seperti berikut ini:
1. Menunda update yang sesungguhnya ke basis data sampai transaksi menyelesaikan eksekusinya dengan sukses dan mencapai titik commit.
2. Selama eksekusi masih berlangsung update hanya dicatat pada system log dan transaction workspace.
3. Setelah transaksi commit dan log sudah dituliskan ke disk, maka update dituliskan ke basis data.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan pemeriksaan hasil restore database (pengidentifikasian data yang telah di- restore) adalah sebagai berikut:
1. Buka Enterprise Manager atau Query Analyzer untuk melakukan pengecekan terhadap database yang telah di- restore.
2. Pastikan dan diidentifikasi bahwa database hasil restore database tidak error dengan mengecek table-tabel didalanya satu persatu.
3. Jika terdapat error, buat kedalam suatu catatan yang berfungsi sebagai dokuentasi yang dapat dipergunakan kembali dimasa dating jika kemungkinan terjadi error yang sama.
4. Setelah pengecekan dilakukan diidentifikasi tidak ada error, maka Enterprise Manager atau Query Analyzer dapat ditutup
(http://intanfitric18.wordpress.com/2014/09/20/menentukan-basis-dan-prosedur-recovery/)
2. Recovery Basis Data Dilakukan Tanpa Kehilangan Transaksi Yang Penting
Dalam melakukan recovery basis data harap dilakukan tanpa kehilangan transaksi yang penting. Dengan melakukan recovery data maka akan mengembalikan harga suatu data item yang telah diubah oleh operasi-operasi dari transaksi keharga sebelumnya.
Informasi pada log digunakan untuk mendapatkan harga laa dari data yang harus di rollback. Hal yang perlu dilakukan pada saat recovery basis data agar tidak kehilangan transaksi yang penting adalah seperti berikut ini:
1. Menunda update yang sesungguhnya ke basis data sampai transaksi menyelesaikan eksekusinya dengan sukses dan mencapai titik commit.
2. Selama eksekusi masih berlangsung update hanya dicatat pada system log dan transaction workspace.
3. Setelah transaksi commit dan log sudah dituliskan ke disk, maka update dituliskan ke basis data.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan pemeriksaan hasil restore database (pengidentifikasian data yang telah di- restore) adalah sebagai berikut:
1. Buka Enterprise Manager atau Query Analyzer untuk melakukan pengecekan terhadap database yang telah di- restore.
2. Pastikan dan diidentifikasi bahwa database hasil restore database tidak error dengan mengecek table-tabel didalanya satu persatu.
3. Jika terdapat error, buat kedalam suatu catatan yang berfungsi sebagai dokuentasi yang dapat dipergunakan kembali dimasa dating jika kemungkinan terjadi error yang sama.
4. Setelah pengecekan dilakukan diidentifikasi tidak ada error, maka Enterprise Manager atau Query Analyzer dapat ditutup
(http://intanfitric18.wordpress.com/2014/09/20/menentukan-basis-dan-prosedur-recovery/)
0 comments:
Post a Comment